Minggu, 17 Maret 2013

mioma uteri




MIOMA UTERI





A.   Pengertian 
          Mioma Uteri adalah tumor jinak uterus yng mengadung sel-sel oto polos dan jaringan ikat (imam rasjidi,2010:25)
B.   Etiologi 
          Penyebab terjadinya mioma adalah adanya rangsangan hormon estrogen terhadap sel-sel yang ada diotot rahim. Mioma Uteri ini meruoakan akibat pengaruh estrogen. Oleh karena itu, mioma ini sangat jarang ditemukan pada anak-anak usia puberitas, bahkan nyaris tidak pernah. Anak usia puberitas belum memiliki rangsangan estrogen. Sementara itu, pada wanita menopause, mioma biasanya mengecil karena estrogen sudah berkurang.
C.   Gejala Klinik Mioma Uteri
a. Perdarahan tidak normal
b.  Penekanan rahim yang membesar
c.   Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.
D.   faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor predisposisi terjadinya mioma, yaitu :
·         Umur
Mioma Uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun.
·         Paritas
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan Mioma Uteri atau sebaliknya Mioma Uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
·         Faktor ras dan genetik
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian Mioma Uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.
·         Fungsi ovarium
Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana Mioma Uteri muncul setelah menarche, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause (Setiati E, 2009 : 86)
E.   Patologi Anatomi
          Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain:
·         Intramural Mioma Uteri
Myoma ini terdapat didinding uterus diantara serabut miometrium sehingga dapat menyebabkan pembesaran uterus.
·         Submukosa Mioma Uteri.
Berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus, myoma ini kadang-kadang dapat tumbuh terus dalam cavum uterus dan berhubungan dengan dinding uterus dengan tangkai sebagai polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks dan sebagian kecil atau besar memasuki vagina yang disebut Myomgeburt.
·         Subserosa Mioma Uteri.
Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.
·         Mioma intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering/parasitic fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorle like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini
F.    Diagnosis
a.      Anamnesis   
1)     Timbul benjolan diperut bagian bawah dalam waktu relatif lama.
2)     Kadang-kadang disertai gangguan haid
3)     Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir mioma bertangkai, atau pecah.
b.    Pemeriksaan fisik
Pada abdomen uterus digunakan untuk mendapatkan tumor di abdomen bagian bawah.
c.    Pemeriksaan genekologi
Dengan pemeriksaan bimanual, tumor tersebut didapatkan menyatu dengan rahim atau mengisi Kavum Douglasi. Konsitensinya padat, kenyal, bergerak, dan permukaan tumor umumnya rata.
d.    Pemeriksaan luar
Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas.
e.    Pemeriksaan dalam
Teraba tumor yang berasal dari rahim pergerakan tumor dapat teraba atau bebas. Tumor biasanya ditemukan secara kebetulan.
f.    Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan dengan USG (ultrasonografi), untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium, dan keadaan adnexa dalam rongga pelviks. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI (Magnetic Resonance Imaging), tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisai uterus sebaik USG (ultrasonografi). Untungnya, leikomisarkoma sangat jarang karena USG (ultrasonografi)  tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnose jaringan.
g.    Pemeriksaan Laparaskopi
Dilakukan untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
h.     Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum, dan kreatinin darah.
i.     Pemeriksaan tes kehamilan
Perhatikan beberapa gejala yang dapat muncul sebagai tanda komplikasi yang mungkin terjadi.
1)  Terjadi perdarahan sampai terjadi anemia
2)  Terdapat torsi tangkai mioma dari Mioma Uteri subserosa dan Mioma Uteri submukosa.
3)  Terjadi infeksi
4)  Terjadi pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan. (Setiati. E, 2009 :95-96)
G.   Penatalaksanaan
Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor , terbagi atas:
a.    Penanganan konservatif, yaitu dengan cara :
·         Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik, setiap 3 - 6 bulan, atau observasi bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus  kehamilan 12 minggu, tanpa disertai penyulit.
·         Ekstrerpasi, biasanya untuk Mioma submukosa bertangkai atau Mioma lahir / geburt, umumnya dilanjutkan dengan tindakan D/K (Dilatasi dan Kuritase).
·         Bila anemia, (Hb < 8 gr %), transfusi PRC (Packed Red Cell)
·         Pemberian zat besi.
·         Penggunaan agonis hormon pelepasan gonodotropin (GnRH) leuprolid asetat 3,75 mg intramuskuler pada hari 1-3 mestruasi  setiap minggu sebanyak 3 kali.
b.    Penanganan operatif Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita Mioma Uteri adalah:
·         Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia
·          Nyeri pelvis yang hebat.
·         Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena mioma berukuran kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa),
·           Gangguan buang air kecil (retensi urin),
·         Pertumbuhan mioma setelah menopause,
·         Infertilitas,
·         Meningkatnya pertumbuhan mioma
c.    Jenis operasi yang dilakukan pada Mioma Uteri dapat berupa:
·         Miomektomi
·         Histerektomi
·         Radioterapi