MIOMA UTERI
A. Pengertian
Mioma Uteri adalah tumor jinak uterus
yng mengadung sel-sel oto polos dan jaringan ikat (imam rasjidi,2010:25)
B. Etiologi
Penyebab terjadinya mioma adalah
adanya rangsangan hormon estrogen terhadap sel-sel yang ada diotot rahim. Mioma
Uteri ini meruoakan akibat pengaruh estrogen. Oleh karena itu, mioma ini sangat
jarang ditemukan pada anak-anak usia puberitas, bahkan nyaris tidak pernah.
Anak usia puberitas belum memiliki rangsangan estrogen. Sementara itu, pada
wanita menopause, mioma biasanya mengecil karena estrogen sudah berkurang.
C. Gejala Klinik Mioma
Uteri
a. Perdarahan
tidak normal
b. Penekanan rahim yang membesar
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
kehamilan.
D.
faktor
Predisposisi
Ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor predisposisi
terjadinya mioma, yaitu :
·
Umur
Mioma Uteri jarang terjadi pada usia kurang
dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun.
Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun.
·
Paritas
Lebih sering terjadi pada nullipara atau
pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui
apakah infertilitas menyebabkan Mioma Uteri atau sebaliknya Mioma Uteri yang
menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
·
Faktor ras dan genetik
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita
berkulit hitam, angka kejadian Mioma Uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras,
kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang
menderita mioma.
·
Fungsi ovarium
Diperkirakan ada korelasi antara hormon
estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana Mioma Uteri muncul setelah menarche,
berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause (Setiati E, 2009 : 86)
E.
Patologi Anatomi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari
serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari korpus uteri. Menurut tempatnya
di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis
antara lain:
·
Intramural
Mioma Uteri
Myoma ini terdapat didinding uterus
diantara serabut miometrium sehingga dapat menyebabkan pembesaran uterus.
·
Submukosa
Mioma Uteri.
Berada dibawah endometrium dan menonjol ke
dalam rongga uterus, myoma ini kadang-kadang dapat tumbuh terus dalam cavum
uterus dan berhubungan dengan dinding uterus dengan tangkai sebagai polip,
kemudian dilahirkan melalui saluran serviks dan sebagian kecil atau besar
memasuki vagina yang disebut Myomgeburt.
·
Subserosa
Mioma Uteri.
Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus
sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa
dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma
intraligamenter.
·
Mioma
intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada
jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan
diri dari uterus sehingga disebut wondering/parasitic fibroid. Jarang
sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik
dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri eksternum
berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri
dari bekas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorle
like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar
yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini
F.
Diagnosis
a. Anamnesis
1)
Timbul benjolan diperut bagian
bawah dalam waktu relatif lama.
2)
Kadang-kadang disertai
gangguan haid
3)
Nyeri perut bila terinfeksi,
terpuntir mioma bertangkai, atau pecah.
b. Pemeriksaan fisik
Pada abdomen uterus digunakan untuk mendapatkan
tumor di abdomen bagian bawah.
c. Pemeriksaan genekologi
Dengan pemeriksaan bimanual, tumor tersebut
didapatkan menyatu dengan rahim atau mengisi Kavum Douglasi. Konsitensinya
padat, kenyal, bergerak, dan permukaan tumor umumnya rata.
d. Pemeriksaan luar
Teraba massa tumor pada abdomen bagian
bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas.
e. Pemeriksaan dalam
Teraba tumor yang berasal dari rahim
pergerakan tumor dapat teraba atau bebas. Tumor biasanya ditemukan secara
kebetulan.
f. Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan dengan USG
(ultrasonografi), untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan
endometrium, dan keadaan adnexa dalam rongga pelviks. Mioma juga dapat
dideteksi dengan CT scan ataupun MRI (Magnetic Resonance Imaging), tetapi kedua
pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisai uterus sebaik USG
(ultrasonografi). Untungnya, leikomisarkoma sangat jarang karena USG
(ultrasonografi) tidak dapat
membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnose jaringan.
g. Pemeriksaan Laparaskopi
Dilakukan untuk mengevaluasi massa pada
pelvis.
h. Pemeriksaan
Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, urine
lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum, dan kreatinin darah.
i. Pemeriksaan tes kehamilan
Perhatikan beberapa gejala yang dapat
muncul sebagai tanda komplikasi yang mungkin terjadi.
1) Terjadi perdarahan sampai terjadi anemia
2) Terdapat torsi tangkai mioma dari Mioma
Uteri subserosa dan Mioma Uteri submukosa.
3) Terjadi infeksi
4) Terjadi pengaruh timbal balik mioma dan
kehamilan. (Setiati. E, 2009 :95-96)
G. Penatalaksanaan
Penanganan mioma menurut usia, paritas,
lokasi dan ukuran tumor , terbagi atas:
a.
Penanganan
konservatif, yaitu dengan cara :
·
Observasi dengan pemeriksaan
pelvis secara periodik, setiap 3 - 6 bulan, atau observasi bila ukuran uterus
lebih kecil dari ukuran uterus kehamilan
12 minggu, tanpa disertai penyulit.
·
Ekstrerpasi, biasanya untuk Mioma submukosa bertangkai atau Mioma lahir /
geburt, umumnya dilanjutkan dengan tindakan D/K (Dilatasi dan Kuritase).
·
Bila anemia, (Hb < 8 gr %), transfusi PRC (Packed Red
Cell)
·
Pemberian zat besi.
·
Penggunaan agonis hormon
pelepasan gonodotropin (GnRH) leuprolid asetat 3,75 mg intramuskuler pada hari
1-3 mestruasi setiap minggu sebanyak 3
kali.
b.
Penanganan
operatif Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita Mioma Uteri adalah:
·
Perdarahan
uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia
·
Nyeri pelvis yang hebat.
·
Ketidakmampuan
untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena mioma berukuran kehamilan 12 minggu
atau sebesar tinju dewasa),
·
Gangguan
buang air kecil (retensi urin),
·
Pertumbuhan
mioma setelah menopause,
·
Infertilitas,
·
Meningkatnya
pertumbuhan mioma
c. Jenis operasi yang dilakukan pada Mioma
Uteri dapat berupa:
·
Miomektomi
·
Histerektomi
·
Radioterapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar